Powered By Blogger

Rabu, 20 Oktober 2010

dia bilang...

dia bilang aku cantik. apa dia tak melihat lemak-lemak yang bertengger di perut, lengan, paha dan pinggangku?
dia bilang aku cantik. apa dia tak melihat rambutku yang tidak berbeda dengan jerami?
dia bilang aku cantik. apa dia tak melihat kulitku yang menghitam dari hari ke hari?
dia bilang aku cantik. apa dia tak melihat wajahku yang dipenuhi jerawat?
tapi dia selalu bilang aku cantik...

malam sudah berganti dengan pagi yang sejuk, hujan mengguyur kota Pontianak. masih terngiang bagaimana hebatnya selisih paham antara kami. tapi beruntungnya aku, setelah bangun aku baru sadar perselisihan itu telah usai sebelum aku tidur. masih terngiang pula bagaimana ia menenangkan aku ketika kata-kata kotor meluncur begitu saja dari mulutku, tapi dia tetap bilang aku cantik...

masih terngiang di telingaku kata-katanya... "kenapa selalu menghujat diri sendiri? kamu ga jelek, kamu mesti tau itu" dan aku masih saja menyebutkan kekuranganku. lalu dia berkata lagi, "jangan pernah mengatakan diri sendiri jelek, di mataku kamu cantik. jangan menganggap diri kamu buruk rupa, karena kamu ga seperti itu. jangan pernah mengutuk pemberian Tuhan yang sudah sempurna itu. jangan pernah bilang lagi kamu itu si itik buruk rupa, karena kamu adalah angsa yang anggun"

aku tak pernah habis pikir, kenapa dia selalu berkata seperti itu. selalu berkata bahwa aku cantik. kalau sedikit menilik ke belakang, memang belum ada yang mengatakan aku cantik kecuali dia. aku tak habis pikir, kenapa dia menjatuhkan pilihannya kepadaku di banding wanita lain yang jauh lebih sempurna. dan aku masih tak habis-habisnya berpikir kenapa dia bilang aku cantik...

baiklah, jika aku memang bukan si itik buruk rupa, tapi apakah aku seindah angsa yang anggun? aku tak sebaik itu. tapi dia terus saja meyakinkan aku, bahwa aku ini cantik. pernah aku berpikir, mungkin ada yang salah dengan matanya. kenapa dia tetap meyakinkan aku bahwa aku ini cantik?

lambat laun aku merenung kembali, mungkin dia telah terhipnotis akan sesuatu, yang membuatnya tak bisa melepaskan dirinya dari pengaruh hipnotis tersebut. dia pasti telah tersihir jiwanya, hatinya telah terkunci untuk satu hal. hipnotis yang telah menjeratnya masuk lebih dalam. hipnotis yang akan menghabiskan sisa hidupnya. hipnotis itu adalah cinta.

dia bilang cinta kepadaku.. walau kekuranganku begitu mencolok.
dia bilang cinta kepadaku..
dia bilang cinta kepadaku..
dia selalu bilang cinta kepadaku..
selalu bilang cinta..

terima kasih Ryan Hendrik, telah memberikan kesempatan kepadaku untuk menjadi cantik di matamu. untuk dicintai oleh pria sepertimu, membuatku berjanji untuk menjadi yang terakhir di hidupmu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar